Selasa, 20 Desember 2011

It's Hurt


Main Cast: Lee Donghae (Super Junior), Shin Ha Seul (OC), Park Ha Rin (OC)
Support Cast: Jessica, Krystal, Shin Jungmin as Shin ha Seul's brother.
Genre: Romance, angst
Rating: General
Length: Oneshot
Disclaimer: This plot and the poster is 100% mine! But, Lee donghae is belong to God and himselves. Shin Ha Seul is Ocs who was made by me^^ so don't plagiarism, respect others :D
A/N: annyeonghaseyo, readers! Ini FF bergenre angst pertamaku, jadi tolong comment setelah baca ya, dan kalau bisa kasih kritik yang membangun. Segitu aja, selamat membaca, ya^^~

oOo

Ha Seul PoV

Aku menatap kotak bekal ku yang kini hanya tertinggal brokoli di dalamnya, aku memainkannya dengan sumpit berkali-kali. Otakku sibuk memikirkan penawaran kakak kelas ku, Lee DongHae.

“jadi? Kau mau menerima tawaran donghae sunbae, ha seul-ah?” ha rin yang sudah menjadi sahabatku sejak SD bertanya. Aku menghela nafas, “hm, kurasa iya. Aku tidak mengikuti kegiatan apa-apa di sekolah ini, itu bisa menjadi nilai plus ku” kataku pada akhirnya, walaupun sebenarnya enggan. “tapi kan dia menawari mu juga. Kau yakin tidak mau? Ayolah, ha rin..” aku setengah memohon padanya. “ani, aku sama sekali tidak tertarik ha seul-ah, menjadi bendahara hanya akan merepotkanku” katanya sambil mehrong. “baiklah, kajja temani aku ke ruang OSIS” aku berdiri dan menarik lengannya.


**

“Donghae sunbae, hm, aku mau menjadi sekertaris mu” kataku sambil menatap kakak kelas yang tiba-tiba saja menawariku dan ha rin untuk menjadi sekertaris dan bendaharanya. Kekurangan orang mungkin? Yah, bisa jadi.

“jinjja? Ah, gomawo, Ha Seul. Aku sangat membutuhkan orang seperti mu di saat-saat seperti ini” katanya. Aku tersenyum tipis, “jadi sunbae sedang kekuarangan orang, ya?”

“mwo? Enak saja, tidak! Kami ingin adik kelas kami mempelajari cara kepemimpinan OSIS dan melakukannya dengan baik di tahun ajaran selanjutnya” ucapnya sok serius.

“ah, arra. Tapi kenapa harus kami?”

“tidak apa-apa kan? Please, Ha seul aku sudah membaca berkas-berkas mu, yeoja idola para namja disekolah ini, selalu mendapatkan nilai bagus disetiap pelajaran tapi sayangnya kau tidak mengikuti ekskul apapun, dan menjadi sekertaris seorang ketua OSIS berwajah tampan ini adalah kesempatan emas bagimu” dia mengatakannya seolah dia namja paling ganteng di jagat raya ini. Wajah nya memang ganteng sih, ku akui. Dia menjadi bahan omongan setiap yeoja disekolah ini.

Sekarang donghae menoleh pada yeoja di sebelahku, “nah, ha rin-ssi, kau juga mau kan jadi bendahara ku?”

“mian, saya tidak bisa, sunbae. Kegiatan ekskul tata boga menyita waktuku” kata Ha Rin lalu ia membungkuk sopan.

Donghae sunbae terlihat kecewa sesaat, “ayolah.. kau bisa mengatur jadwalmu” bujuknya pada sahabatku ini.

“mianhae, tapi saya tidak bisa” jawab Ha Rin sambil membungkukkan badannya lagi, dia terlihat canggung, mencurigakan.

Donghae menghembuskan nafasnya, “oke kalau begitu, kamsahamnida Ha Rin-ssi sudah meluangkan waktunya. Dan kau, ha seul ikut aku” dia menunjukku. Ha rin menoleh kepadaku, “duluan ya Ha Seul-ah” aku mengangguk lalu ha rin pun keluar meninggalkanku berdua dengan namja pede ini.

“aku harus ngapain, donghae sunbae?” aku memelas, malas sekali rasanya. Aku melakukan ini hanya untuk memperbagus rapotku!

“jangan memanggilku sunbae, aku terkesan tua, tahu. Kau harus memanggilku oppa” ucapnya seraya mengerling kepadaku. Dasar namja aneh. “ah, ne, oppa. Jadi aku harus ngapain sekarang?”

“gak ngapa-ngapain” jawabnya singkat. Aku menatapnya bingung, nappeun namja! Kenapa sekolah ini memilihnya sebagai ketua OSIS, huh? Sial!

“hey! Apa maksudmu, oppa? Kalau gak ngapa-ngapain aku mau balik ke kelas”

“sabar sabar. Kau hanya perlu memperhatikan cara kerja ku untuk permulaan” kekeh nya. Aku menatapnya tak sabaran! Uh, oke ha seul sabar, sabar. Dan pada akhirnya aku hanya memandang donghae yang sedang menulis entah apa, aku memperhatikan lekuk-lekuk wajahnya. Sejujurnya, namja ini ganteng sekali. Tak heran bagaimana Jessica dan Tiffany begitu memuja nya. Matanya indah, hidungnya mancung sempurna. Dan, rambutnya! Hitam dan memikat. Aku menatapnya terus, sepertinya aku dibuat meleleh oleh nya.

“ha seul?” donghae menyerukan namaku, aku cepat-cepat memperbaiki posisi duduk ku dan mengalihkan pandanganku pada pulpen yang sedang ia pakai untuk menulis. “ye?”

“kau boleh kembali ke kelas mu sekarang”

“mwo? Jinjja?” aku berbinar senang

“ne, aku tak bisa konsen menulis jika ditatap oleh yeoja cantik sepertimu” katanya masih dalam posisi menulis. Apa-apaan ini? Mengapa wajahku terasa panas mendengar kata-kata manis itu? Aish, pasti mukaku memerah sekarang. Aku buru-buru memalingkan wajahku, “bye, donghae-oppa”

**

“generic structure of descriptivetext is description and identification” Jung songsaenim menuliskan beberapa kalimat di whiteboard, hoam. Aku menguap, ngantuk sekali. Pelajaran bahasa inggris yang seharusnya mengasyikan menjadi membosankan apabila jungsoo songsaenim yang mengajarkannya. Aku mengambil pulpen dari tempat pensil ku yang berwarna biru muda, saat menggoreskan nya pada buku catatanku, sial... tintanya habis. Aku menoleh pada ha rin, aku mengambil tempat pensil nya yang berwarna sama, yah kami memang mempunyai warna kesukaan yang sama dan..bahkan kami sama sama mengoleksi jepitan berbentuk pita seperti yang aku dan ha rin pakai sekarang.

“ha rin, aku pinjam pulpen mu, ya”

“ne”dia menjawab singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari whiteboard

aku mengambil sebuah pulpen dari tempat pensilnya. Baru saja aku mau menulis, seorang namja yang tidak diragukan lagi kepopulerannya menghampiriku. “Jung songaenim, saya pinjam sekertaris saya sebentar ya” katanya, lalu jung songsaenim mengangguk.

Dia menarik lenganku untuk cepat-cepat keluar, dan sontak saja aku mendapat tatapan iri dari jessica, krystal dan yeoja2 laim dikelasku. “ya! Oppa, apa yang kaulakukan!?” seru ku saat kami sudah diluar kelas.

“menjemputmu” sahutnya enteng. “ya, tapi gausah pake tarik-tarik gitu. Gak tau ya kalau fans mu itu bisa cemburu akut” kataku sambil memandangnya dengan tatapan evilku.

“ah,mianhae. Aku tahu fansku banyak” katanya sambil mehrong. “pede banget, huh”

lalu aku terdiam, “sebenarnya kita mau kemana, donghae-oppa?” tanyaku heran, karena ini bukan jalan ke ruangannya, tapi aku dan dia malah berjalan ke arah taman sekolah.

“taman” lalu aku menoleh bingung, “mwo!?”

“temani aku makan” ucapnya datar. “mwo? Enak saja, tidak mau!” protesku

“ayolahh” dia membujukku dengan tatapan maut puppy-eyes nya. Aku memalingkan muka untuk menghindari tatapannya.

“memangnya aku ini pembantu mu, huh”

“kau kan sekertaris ku, dan seorang sekertaris harus menuruti apa kata ketua” katanya seraya mencubit pipiku, aku meringis. “huh, ne oppa” aku mendengus.

**

“oppa, aku sudah selesai. Aku pulang duluan, ya?” kataku sambil menyerahkan sebuah map, si bodoh didepan ku ini menyuruh ku mengumpulkan berkas-berkas dari angkatan sebelumnya, aku lelah.

“mwo? Sudah selesai?” dia membolak-balik halaman di map file yang aku berikan.

“seperti yang kau lihat” kataku reflek memutar kedua bola mataku, “aku mau pulang sekarang! Aku capek”

“ne, ne. silahkan pulang, gomawo ya, ha seul-ah”

“cheonma”

lalu aku mengambil tas ku yang tergeletak begitu saja di bangku dan meninggalkan ruangan itu. Hm, aku baru tahu sisi seorang Lee Donghae yang sebenarnya, kukira dia jadi ketua OSIS hanya karena ingin tenar, taunyaaaaa.. dia orang yang sangat rajin, serius, dan yahh, kuakui ia tidak hanya tampan, tapi juga pintar.

Aku berbalik ke belakang, rasanya seperti ada yang mengikuti. Huft, kosong. Tidak ada siapa-siapa disana. Aku kembali berjalan.

BYUR!

W...what!? Air yang entah darimana datangnya membasahi rambut serta baju seragamku. Dan..huek! Apa ini? Bau sekali! Jangan bilang ini...hwa! Ini sampah, aku menyingkirkan kulit pisang bau yang bertengger di bahuku.

“YAAA! Apa-apaan ini!?” aku mendongakkan kepalaku, dan surprise! Dua yeoja centil berdiri dihadapanku sekarang sambil memandangku puas. “apa yang kaulakukan, krystal!?”

Yeoja bernama Krystal itu hanya diam dan menyunggingkan sebuah senyum.

“YA! Berani-berani nya kau! Dan kau!” aku menunjuk mereka berdua, Krystal dan Jessica. “apa salahku, hah!?” pekikku kepada mereka berdua. Mereka hanya memandangku,meremehkanku. Lalu mereka bersiap untuk menuangkan sampah-sampah kembali ke kepalaku, aku menepis tangan Krystal.

“KAU!” dia menatapku marah, lalu menjambak rambutku. “ini akibat kalau kau mendekati lee donghae!” dengan posisi Krystal yang terus menerus menjambak rambutku, jessica menampar keras pipiku.

“makanya jangan belagu, Shin Ha Seul! Yeoja paling cantik di sekolah ini, huh?” dia mencubit pipiku, “jangan mentang-mentang kau populer kau bisa mendekatinya seenaknya, ia hanya milikku!” teriak Jessica.

Aku hanya bisa menatapnya sengit. Apa yang bisa kulakukan? Mereka berdua, sedangkan aku sendiri. Terlebih lagi mereka sudah menyiapkan semua ini untuk menyerangku. Jessica lalu mengangkat tangannya untuk bersiap menamparku lagi, oke, sekarang aku hanya bisa menutup mataku. 1....2....3... mana tamparannya? Aku membuka mataku perlahan.

MWO? Seorang lee donghae menahan tangan Jessica. “apa-apaan, kau? Lepaskan!” pekik Jessica kepada donghae. Namja itu menghempaskan tangan jessica dan menarik lenganku, membantuku untuk bangkit.

“gwaenchana, ha seul?” kini ia menatapku khawatir

“aku...tidak apa-apa” kataku sambil menggigit bibir bawahku, jujur saja.. tamparan dan cubitan jessica sangat keras dan terlebih lagi badanku jadi bau sampah!

Ia menepiskan sisa sampah-sampah yang masih menempel di seragamku. “kajja, kita pulang” dia menarik tanganku. “dan, kalian berdua, jangan sekali-kali melakukan ini lagi pada ha seul, jika aku melihat kejadian begini lagi. Aku tak segan untuk mengambil tindakan” dia memelototi jessica dan krystal, sedangkan mereka hanya diam menahan gengsi. “dan kau, jessica-ssi, aku tak akan pernah tertarik dengan yeoja berkelakuan buruk seperti mu” desis nya pada Jessica, mendengar itu mata Jessica membelalak lebar dan kedua tangannya sontak menutup mulut 'manis'-nya yang kini berbentuk 'o' besar.

**

sesampainya di depan sebuah rumah besar, aku turun dari motornya. “mian oppa, aku merepotkanmu. Mm, jaketmu akan ku kembalikan lusa”

“tidak apa-apa Ha Seul-ah, kalau yeoja gila itu melakukan sesuatu lagi terhadapmu kau harus bilang kepadaku, arra?”

“hm, arra”

“aku pulang dulu ya Ha seul-ah? Sudah malam”

“ah, ne oppa. Gomawo” ucapku sambil tersenyum tulus. Dia mengacak gemas rambutku, “ah, cheonma, seul-ya” lalu ia pun berlalu.

**

sejak kejadian itu aku dan donghae semakin dekat dan dekat. Tak jarang ia mengajak aku dan ha rin untuk berjalan-jalan keluar. Nampaknya aku harus mengucapkan terimakasih kepada Jessica dan Krystal, karena mereka seorang donghae semakin akrab denganku. Sepertinya... aku menyukai nya. Eh bukan, maksudku aku mencintai nya, sangat sangat mencintainya. Dan...sepertinya dia juga menyukaiku, eheeee. Bukannya kepedean tapi...aku yakin ia mencintaiku! Hahahaha:p

Ahhh, apa yang aku pikirkan. Shin ha seul paboya! Ini bukan waktunya memikirkan donghae, namja yang sedang kupikirkan itu sedang menyuruhku mengetik laporan keuangan. Aku buru-buru konsentrasi, setelah mengecek ulang hasil ketikan ku, aku menoleh dan...oow! Ternyata dia dari tadi berada dibelakangku dan....wajahnya sangat dekat dengan wajahku. Sesaat kami saling memandang, dan.. “sudah selesai, seul-ah?”

aku merasakan degup jantungku berdetak lebih kencang,. “n..ne, oppa”

“sini aku lihat” lalu aku memundurkan kursi ku sedikit agar ia leluasa. “ini sama sekali tidak berwarna” decaknya. Aku menaikkan alis ku, “maksudnya? Bukannya ini laporan formal?”

“ne, tapi sebaiknya kita mengganti font colour nya menjadi warna biru”

aku kembali mengernyit kan dahiku, kalau daritadi diperbolehkan sih aku juga akan mengganti font colour nya menjadi warna kesukaan ku itu!

“begini lebih bagus” ucapnya seraya menikmati tulisan berwarna biru di layar komputer.

“sejak kapan oppa menyukai warna biru?” tanyaku

“sejak... sejak aku tahu yeoja yang aku cintai menyukai warna biru” jawabnya seraya mengedipkan satu matanya kearahku. Deg, jantungku kembali berdetak lebih kencang, tuhkan.. sudah kubilang bukan dia menyukaiku?

Hm, mungkin sudah waktunya untuk menyatakan perasaan ku padanya? Aku menimang-nimang keputusanku sejenak. Ya, hatiku sudah mantap. Lebih cepat lebih baik, bukan? Aku akan menyatakan perasaanku padanya besok!

“hm, donghae-oppa..”

“ne?” dia mendongakkan wajahnya yang tadi tenggelam dalam kertas-kertas berisi laporan-entah-apa.

“kau ada waktu besok, eh?”

dia terlihat berpikir sejenak.. “tidak, aku free. Waeyo?”

“lunch bareng yuk? Aku ingin mencoba restoran Jepang yang baru dibuka dekat namsan tower itu, oppa”

“ah, jinjja? Aku juga mau! Kalau begitu besok ketemu jam 12, ya?”

aku menyunggingkan sebuah senyum, “ne oppa”

“oke. Kita pulang sekarang, yuk? Kau kuantar”

aku mengangguk dan berjalan berdampingan dengannya, tak lupa aku mengirimi sms pada Ha Rin

To: Ha Rin

Mianhae, aku tak bisa pulang bersama mu sekarang. Aku pulang bersama donghae-oppa^^~

**

Aku menatap bayanganku di cermin besar di kamarku. Aku memakai dress selutut berwarna pink soft dan menyematkan sebuah jepitan berbentuk pita dengan warna senada di rambut panjangku. Aku melirik jam dinding hello kitty manis, jam 12 kurang seperempat. Aku meraih tas selempangku dan berjalan menuruni tangga. Adikku yang sedang menonton tv mendongak ketika aku melewatinya.

“noona mau kemana?” tanyanya.

“mau pergi makan siang dengan Donghae. Apa noona mu ini sudah cantik, jungmin-ah?”

“ne, noona neomu yeppeo.. replay replay replay” ia menyanyikan lagu noona neomu yeppeo nya SHINee lalu terkekeh

“huh kau ini.. aku seriusss”

“aku serius noona! Noona neomu yeppeo” katanya sambil mehrong

aku tersenyum tipis, “kalau begitu aku pergi dulu ya, jungmin-ah. Jangan lupa kunci pintu”

“ne, noona! Aku bukan anak kecil lagi!”

aku terkikik pelan mendengar perkataannya tadi, dia memang sudah tak kecil lagi, ia hanya beda 2 tahun denganku. Aku memakai sepatu dan berjalan ke halte bus terdekat. Cuaca cukup cerah hari ini, pelan tapi pasti angin hangat menyapu pipiku. Aku pun duduk manis di halte bus sambil membayangkan apa yang terjadi nanti.

**

“sudah lama menunggu, oppa?” aku menarik sebuah kursi lalu duduk dihadapannya

“ah, ani. Aku baru sampai 5 menit yang lalu” jawabnya sambil tersenyum, “mau pesan apa?” tanyanya sambil menyodorkan buku menu. Aku membolak-balik sebentar halaman dalam buku menu itu, “aku mau ini saja deh” kataku sambil menunjuk sebuah nama makanan. Donghae oppa mengiyakan lalu memanggil sebuah pelayan yang sudah di dandani ala geisha. Setelah pelayan itu pergi sambil membawa catatan pesanan kami, donghae menatapku.

“aku ingin memberitahu mu sesuatu, ha seul-ah” katanya serius

“aku juga sebenarnya ingin membicarakan sesuatu, oppa” jawabku jujur.

“mwo? Kita sehati!” dia tertawa, “kalau begitu kau duluan saja...”

“ah, anii! Oppa saja yang duluan” jawabku

dia ragu sejenak, aku menatapnya tak sabaran... mungkinkah...

“aku menyukai seseorang, he seul-ah...”

deg, kecepatan detak jatungku sekarang menjadi 2 kali lebih cepat..

“jinjja? Siapa oppa?”

“sebenarnya aku sudah menyukai nya sejak lama” ia memberi jeda sebentar dalam perkataannya, “dia yeoja yang sangat cantik, pintar, dan baik luar biasa”

“ah, ne?”

dia mengangguk, “dia hampir setiap hari memakai jepitan pita dengan bentuk dan warna yang beragam.. aku sangat mencintainya, ha seul-ah”

“siapa, oppa? Aishhh! Kau ini membuatku penasaran” ucapku sambil memandangnya tak sabar. Aku ingin dia cepat-cepat menyatakan perasaannya padaku, siapa lagi yeoja cantik, ramah, dan pintar yang suka memakai jepitan pita dan menyukai warna biru? Itu pasti aku! Aku mencoba menahan senyum.

“hahaha, masa kau tidak tahu, sih? Kan sudah kusebutkan semua ciri-ciri nya, tebak saja” ucapnya sambil mengerling kepadaku.

Aku menatapnya sejenak, masa aku harus bilang kalau yeoja itu aku? -_-

lalu dia membuka mulutnya, “aku... mencintai ha rin, ha seul-ah. Aku sangat mencintai sahabatmu itu”

JLEB! Sebuah silet tak kasat mata menembus hatiku, dengan sekejap saja dunia ku runtuh. Ha rin, katanya? Kenapa ha rin? Kenapa bukan aku? Aku berusaha sebisa mungkin menahan tangisku agar tidak meledak didepannya.

“ha rin?” tanyaku dengan suara serak

“ne, ha rin! Sebenarnya aku sudah menyukai nya sejak lama, ha seul-ah... menurutmu aku harus bagaimana?” dia berbinar saat mengucapkan nama sahabatku itu, dia sangat semangat saat membicarakannya, sampai-sampai tak sadar dengan perubahan sikapku.

Aku tidak kuat! Aku segera mengambil tas ku, dan beranjak. “mian, oppa aku baru ingat harus menemani ibu ku belanja siang ini. Mianhae.. aku harus pulang” tanpa basa-basi lagi dan tanpa menunggu jawabannya aku berlari sekencang mungkin agar ia tidak mengejarku. Dengan nafas ngos-ngosan aku berlari ke halte bus terdekat dari sini, dan untungnya dewi fortuna sedang berpihak kepadaku.. bus yang akan mengantar ku ke rumah tiba dan aku segera menaiki nya. Di kejauhan aku melihat namja yang kucintai berlari mengejarku. Aku memandang nya yang kini sedang membungkuk karena ke capek-an mengejarku.

Kenapa kau malah mencintai Ha Rin, donghae oppa? Kenapa harus sahabatku? Kenapa bukan Jessica saja? Ya, lebih baik kau mencintai orang lain daripada sahabatku. Kenapa kau malah melirik yeoja lain kalau disini sudah ada yeoja yang setia menemani mu, yang lebih banyak meluangkan waktu nya hanya untuk bersama mu, donghae-oppa... kenapa kau tidak menyadari keberadaan ku.. kenapa....

Banyak pertanyaan berkelebat dipikiranku. Ternyata aku memang bodoh. Orang yang sedang di mabuk asmara memang sangat bodoh. Aku tidak bisa berpikir jernih saat donghae oppa berkata ia menyukai warna biru karena yeoja yang dicintainya juga menyukai warna biru, dengan bodohnya aku langsung menganggap bahwa itu aku dan mengabaikan fakta bahwa warna biru adalah warna kesukaan Ha Rin juga. Bodoh, aku tersenyum miris. Sebegini menyedihkannya kah hidupku ini?
Aku melepaskan jepitan berbentuk pita dari rambutku, aku menatap benci pada benda itu sejenak lalu memasukkan nya ke dalam saku. Kenapa aku bisa lupa kalau ha rin juga suka memakai jepitan pita seperti ku? Kami bahkan mengoleksi nya bersama-sama. Bodoh, aku berkali-kali merutuki diriku sendiri. Hatiku hancur lebur sekarang.

“noona?” jungmin menoleh saat aku memasuki rumah, posisi nya masih sama dengan waktu ketika aku hendak pergi tadi, ia masih duduk didepan tv sambil memindah-mindahkan channel dengan bosan.

“ne?” jawabku tanpa berpaling sedikitpun.

“cepat sekali makan siang nya?” ia menatap ku tak yakin sambil melirik sebuah jam dinding, masih jam setengah 1.

“aku tak jadi makan, jungmin-ah..” jawabku lirih. Lalu ia diam, rupanya ia mendeteksi nada yang berbeda dalam perkataanku tadi. Ia hanya menatap punggung ku yang semakin lama semakin hilang dari pandangannya.

Ha Seul PoV end

**

“gwaenchana, ha seul-ah?” ha rin memandang sahabatnya khawatir, mereka berdua kini sedang duduk di salah satu bangku di kantin tapi sedari tadi ha seul tak kunjung menyentuh steak kesukaannya, ia hanya menatap kosong ke arah piringnya dan menyodok-nyodokkan garpu nya ke steak itu.

“ah? Gwaenchanayo, ha rin-ah, aku hanya tidak nafsu makan” ha seul memaksakan seulas senyum dengan enggan. Ha rin kini menatap ha seul dengan raut bingung, ada apa dengannya?

Baru saja ha rin mau bertanya lagi, tapi mulut nya seketika kembali menutup ketika seorang namja menghampiri mereka dan dengan seenaknya duduk di hadapan ha seul. Ha seul tetap tak bergeming melihat sosok seorang donghae ia hanya menoleh sebentar lalu kembali sibuk dengan garpu dan steak nya. Ha rin mengernyit kan dahinya, sebenarnya ada apa dengan dua pasangan ini? Kenapa mereka begitu aneh? Ada yang tak beres...

ha rin diam mengamati keduanya, donghae tampak kebingungan sementara ha seul dengan santainya mulai memakan steak nya. “ehm, ha seul...” lalu donghae memanggil ha seul, ia kemudian bersiap untuk menyentuh tangan ha seul, tapi yeoja itu menepisnya.

“mian, ha rin-ah, aku mau ke toilet” ha seul buru-buru ke toilet. Melihat itu ha rin tambah bingung dibuatnya, ia langsung mengejar ha seul.

“hoshhh, sebenarnya apa yang terjadi ha seul?” ha rin setengah berteriak melihat sahabatnya yang sedang meringkuk di sudut toilet sambil menangis tanpa suara. Ia hanya menggelengkan kepala nya kepada ha rin.

“ha seul....” ha rin menyentuh lengan ha seul, tapi kemudian ha seul mendongak, “ini gara-gara kau, ha rin” desisnya.

“mwo?”

“aku mencintai donghae, dan donghae mencintaimu....” ucapnya lirih. Ha rin kaget mendengar pernyataan ha seul, sontak ia menutup kedua mulutnya.

“tenang saja, ha seul-ah.. aku tak akan mencintai donghae..” ucapnya sambil mengelus rambut ha seul, ia bersusah payah membohongi perasaannya sendiri demi sahabatnya, padahal dalam relung hatinya ia memiliki perasaan yang sama. Tapi, apapun ia lakukan agar persahabatan mereka tidak hancur hanya karena seorang lee donghae.

Ha seul mendongak, “jadi kau tidak mencintai nya, ha rin-ah?” jawabnya masih dengan suara yang serak.

“tentu saja” ha rin menjawab dengan nada riang yang dibuat-buat.

“baguslah” ha seul menghembuskan nafasnya, “aku tak mau kalau bersaing dengan mu ha rin-ah” ucapnya lirih.

“sama...” jawab ha rin tak kalah lirih.

**

“mian Ha Rin-ah, aku tidak bisa pulang bersama mu. Aku mau mengantarkan jungmin ke toko buku” ucap ha seul sambil membereskan buku-buku nya.

“ah, tidak apa-apa. Lagipula aku masih mau dikelas, mengerjakan pr biologi ku, aku tak bisa konsen kalau di rumah”

ha seul lalu menyandang tas nya, “oke, kalau begitu aku duluan, ya... ppyeong, ha rin-ah”

“ppyeong” setelah mengatakan nya, ha rin mengambil buku biologi nya dan mulai mengerjakan pekerjaan rumah itu. Ia sama sekali tak memperdulikan suasana kelas yang hening dan sangat sepi. Semua pikirannya tertuju pada soal demi soal, sampai-sampai ia tak sadar sedari tadi ada seorang namja yang memperhatikannya. Perlahan namja itu menghampiri Ha Rin dan duduk di bangku depannya.

“eh? Donghae oppa? Ige mwoya?” ia mendongak. heran ketika melihat donghae duduk dihadapannya. Detak jantung nya otomatis menjadi tak karuan.

“aku ingin membicarakan sesuatu, Ha rin-ah...”

“ne?”

“sebenarnya aku ingin mengatakannya sejak lama, tapi waktunya tidak pas, saranghaeyo, Ha Rin-ah...”

mendengar pernyataan cinta dari namja yang sebenarnya juga ia cintai, Ha rin menutup mulutnya tak percaya. Ia tak tahu harus senang atau sedih. Dia ingin sekali mengucapkan “nado saranghae” pada namja didepannya yang sedang menunggu jawabannya itu, tapi di sisi lain ia juga tak mau menyakiti Ha Seul. Ini pilihan yang sulit.

“a..aku tak bisa, oppa” jawab ha rin pada akhirnya.

“waeyo?” donghae menatap ha rin heran.

“ha... ha seul juga mencintaimu” ucap Ha rin susah payah, “mungkin ia lebih mencintaimu dibandingkan aku.. mianhae oppa” lanjutnya dengan kepala tertunduk. Donghae membelalakkan matanya lebar, jadi ha seul juga mencintai ku? Pikirnya. Jadi sikap ha seul berubah karena ini? Ah, ini rumit.

Tapi donghae tak kehabisan akal, ia sangat mencintai ha rin dan sangat ingin yeoja ini menjadi yeojachingunya “jebal, ha rin-ah.. ha seul tidak akan mengetahui ini...” bujuk nya pada ha rin.

“mo..molla, oppa”

“saranghae, ha rin-ah.. jeongmal saranghae..” lalu donghae maju beberapa langkah dan memeluk pinggang ramping ha rin, ia mendekatkan wajahnya pada wajah ha rin yang kini mulai memerah. Dan, chu~ sebuah ciuman lembut sukses mendarat di bibir Ha Rin. Ha rin bingung harus bagaimana, ia tidak berkeinginan untuk menolak ciuman ini, maka ia membiarkan namja yang ia cintai menciumnya tanpa tahu apa yang akan terjadi kemudian.

Pintu kelas yang asalnya tertutup dibuka oleh seorang yeoja, yeoja itu hendak mengambil buku nya yang tertinggal. Yeoja itu yang tadinya terburu-buru dalam sekejap langsung menghentikan langkah nya, kakinya lemas seketika seakan mendapat beban yang sangat berat. Pandangan nya tertuju pada dua orang yang sedang berciuman didepannya. Bulir-bulir air bening mulai membasahi pipi nya,

“ha.. ha rin... donghae oppa” katanya dengan suara serak.

Mendengar ada yang memanggil kedua orang itu berbalik dan terkejut dengan apa yang mereka lihat. “ha seul!?” seru ha rin tak percaya, ia berjalan menghampiri ha seul, “mian.. mian, bukan maksudku...” ia baru saja mau menyentuh bahu ha seul, tapi yeoja itu menepisnya dan berlari entah kemana. Ha seul memutuskan untuk kabur daripada hatinya makin sakit.

Ha Seul terus berlari menuju rumahnya, rambutnya tergerai tak karuan. Tapi ia tak memperdulikannya, ia terus menangis dan berlari. Ia hanya ingin cepat sampai di rumahnya.

BRAK!

Pintu rumah terhempas keras ketika ha seul memasuki rumah. Jungmin yang sedang duduk di ruang tv tersontak kaget dan menghampiri noona nya, “waeyo, noona!?” ia memberanikan diri untuk bertanya, kondisi noona nya sangat parah. Ha seul tidak menjawab, ia tetap berjalan ke kamarnya masih dengan menangis. Jungmin yang melihat noona nya begitu, tercengang. Tapi ia terlalu takut untuk bertanya lebih lanjut, maka ia memutuskan untuk kembali tenggelam dalam novel tebal yang ia pegang.

**

Aku tak percaya Ha Rin sebegitu jahatnya padaku.. dia baru saja bilang kalau dia tak mencintai tapi tadi dengan enaknya ia berciuman dengan donghae oppa.. tangis ha seul makin deras mengingat kejadian tadi, otaknya seperti dvd player yang terus menampilkan tayangan yang sama, ketika donghae dan ha rin berciuman. Tidak pernah ia merasakan sakit yang begitu pedih seperti ini.. ha seul tak pernah menyangka akan mencintai donghae sebegini dalamnya.

Drrt drttt.
Telfon genggam nya bergetar, ia mendongak sebentar dan melihat layar blackberry nya, Ha Rin^^ calling. Ia mendengus, tak ada niat sedikitpun untuk mengangkat telfon dari sahabat sejak lamanya itu.

“cih, melihat namamu membuatku sakit hati, ha rin” ucapnya, lalu ia kembali menelungkupkan kepalanya. Kenapa kau melirik yeoja lain kalau disini sudah ada aku yang selalu mencintaimu, oppa? Wae? Waeyo!?

Tangis ha seul makin membanjiri bantalnya, ia tak menghiraukan penyakit asma yang ia punya, yang bisa kambuh kapanpun apalagi kalau sedang menangis. Sekarang ia mulai kesusahan bernafas, ha seul megap-megap berusaha mengambil udara untuk ia hirup. Menyadari asma nya kambuh, ha seul menyeringai, ia tetap berbaring di kasur tanpa mengambil obatnya yang hanya beberapa senti jauhnya. “lebih baik aku mati daripada merasakan sakit hati ini” ucapnya putus asa.

“noona, makan malam!” teriak jungmin dari lantai bawah. Karena tak ada jawaban setelah jungmin memanggilnya ribuan kali, mau tidak mau ia menyusul noona nya.

“noona, makan malam!” ia mengguncang tubuh ha seul, tapi ha seul tak kunjung bangun. Iseng, ia menaruh jari telunjuk nya di bawah hidung ha seul.. “mwo?!” jungmin terkejut saat tak merasakan hembusan nafas apapun pada jari telunjuknya.

“eomma!!!!! noona tidak bernafas!” teriak nya panik.

**

“ha seul tidak masuk lagi?” donghae bertanya dengan lesu pada Ha Rin, sekarang hubungan mereka tidak jelas apa. Mereka sama sama mencintai tapi dibilang pacaran juga enggak.

“ye, oppa. Sudah dua hari” jawab ha rin tak kalah lesu.

“bagaimana kalau kita ke rumahnya?” usul donghae

“kau yakin oppa? Aku tidak yakin ia mau menemui kita. Ia pasti sangat marah padaku”

donghae membelai rambut ha rin, “ne, kita coba saja dulu”

lalu ha rin pun mengangguk dan tersenyum tipis.

**

“kau yakin oppa? Aku ingin pulang” ucap ha rin sambil menahan tangan donghae yang akan memencet bel rumah ha seul.

“iya, santai saja” jawab donghae, ia mengacak rambut ha rin lalu menekan bel kediaman keluarga Shin. Seorang ahjumma keluar dari rumah megah tersebut, sepertinya ini eomma nya ha seul, pikir mereka berdua.

“annyeong, ahjumma. Bisa bertemu dengan Ha Seul? Sudah 2 hari ia tidak masuk sekolah, kami khawatir” ucap donghae pada ahjumma didepannya.

Wanita itu menjawab, “ah, dia tidak ada dirumah. Dia masuk rumah sakit sejak 2 hari yang lalu. Kalian temannya?”

mendengar jawaban eomma nya Ha Seul,donghae dan ha rin saling melempar pandangan, “ha seul kenapa, ahjumma?” tanya ha rin khawatir.

“asma nya kambuh, dia nggak minum obat lalu tak sadarkan diri” jawab eomma nya ha seul, “kalian mau masuk dulu?” tawar eomma Ha Seul pada mereka berdua.

“ah, kamsahamnida, ahjumma. Kami langsung pulang saja, mianhae merepotkan” lalu kedua orang itu membungkukkan badannya dan berjalan keluar dari rumah itu.

“ini pasti gara-gara aku, donghae-oppa...” ucap ha rin lirih. Donghae mengangkat dagu ha rin, “ini bukan salah siapa-siapa, ha rin...”

“ani, ini pasti salah ku” ucap ha rin lagi.

**

“ha seul....” eomma nya duduk di samping ranjang yang ia tiduri lalu mengecup pelan keing anaknya.

“eomma.. aku ingin pulang...” ucap ha seul pada wanita paruh baya yang ia cintai.

“tidak boleh. Kau harus menjalani 3 terapi lagi baru boleh pulang, Ha Seul-ah” jawab eomma nya tegas. Ia tidak mau putri kesayangannya sakit lagi. Ha seul menghela nafas.

“oh ya, tadi ha rin dan seorang namja ke rumah, mereka menanyakan mu”

kepala ha seul menjadi penat mendengar perkataan eomma nya, huh, pasti mereka sudah pacaran sekarang.

“terus eomma bilang apa?”

“eomma bilang kamu sakit” jawab eommanya, “hm, itu pacar nya ha rin, ya?”

ha seul memalingkan muka nya, “mungkin” dadanya sesak memikirkan mereka berdua.

“mm, eomma, aku mau jalan-jalan dulu, ya? Aku jenuh”

“ne, jangan terlalu capek, ya?”

lalu ha seul mengangguk dan segera keluar kamar inap nya sebelum eomma nya berubah pikiran.

**

Ha Seul PoV

seperti yang kalian ketahui, sudah 2hari aku berada di rumah sakit ini hanya karena aku menangisi donghae oppa dan asma ku kambuh. Sudah capek-capek aku melupakan mereka berdua -donghae dan ha rin- eomma ku dengan enaknya menyinggung hal itu. Kata-kata eomma kembali terlintas dibenak ku, pasti ha rin dan donghae ke rumah ku hanya untuk minta maaf, dan setelah mereka meminta maaf mereka akan jadian. Haha, nasibku memang miris ya?

Aku duduk disebuah bangku yang ada tersisa di taman Rumah sakit ini. Cukup banyak pasien yang sedang duduk-duduk menikmati pemandangan yang lumayan di taman ini, mungkin sama seperti ku, mereka jenuh karena terus-terusan berbaring. Aku menggosok kan kedua tangan ku untuk sekedar menghangatkan tubuhku.

“permisi, boleh saya duduk disini, agasshi?” suara seorang namja mengagetkanku. Aku mendongak dan.....seorang namja berwajah malaikat tengah menatapku. Astaga tuhan, baru pertama kali aku melihat namja setampan ini.

“ne, silahkan” aku menggeser posisi duduk ku sehingga namja tampan ini bisa duduk dengan nyaman. Sesaat hening menyelimuti kami. Kenapa aku jadi canggung begini? Aisssh!

“agasshi sakit apa?” tanyanya. Aku menoleh, “ah, aku asma. Aku harus menjalani 3 terapi lagi baru boleh pulang, sendirinya?” aku balik bertanya.

“aku mengidap paru-paru basah” jawabnya.

Aku tersentak kaget, “mwo? Aigooooo” kasihan sekali namja ini, padahal ia ganteng, ia juga ramah. Kenapa orang baik selalu mendapat cobaan berat?

“ne, tapi aku tidak apa-apa kok” ia mengeluarkan senyum mautnya. Omooo, di tambah cakep saja bila tersenyum!

“agasshi menginap di kamar nomor berapa?” tanyanya

“VIP 7, kau?”

“VIP 28, wah kamar kita tidak jauh”

Lalu kami pun mengobrol ringan, entah mengapa aku merasa nyaman jika disisi nya. Lalu seorang perawat menghampiri kami, “maaf tuan, sudah waktunya anda istirahat”

“ah, ne” jawab namja tampan disampingku ini, “agasshi saya duluan ya, jangan terlalu lama disini, nanti masuk angin”

aku mengangguk. Tak lama setelah namja itu pergi aku pun kembali menuju kamarku, ahhh senyum namja tadi memang sangat ampuh untuk memberantas semua hal yang membuatku galau. Siapa namanya tadi? eh.... ha seul paboya! Aku lupa menanyakan namanya! Bodohnya akuuuuuuuu.

**

Aku sedang mengamati langit-langit kamarku. Bosan, aku ingin cepat-cepat pulang. Ehhh, tapi aku juga ingin menemui namja tampan kemarin!

CKLEKK

Pintu kamarku terbuka, aku menoleh. Dan WOW! Surprise~ coba lihat siapa yang datang. Sahabatku dengan namjachingu nya yang baru. Aku buru-buru memalingkan wajahku.

“ha seul... apa kabar?” tanya ha rin, itu pertanyaan paling basa-basi yang pernah kudengar. sekarang ia dan donghae sudah duduk di bangku yang terletak di samping ranjangku. Dengan enggan aku membalikkan badanku, “baik” jawabku datar tanpa melihat wajah mereka berdua.

Hening sesaat. “apa yang kalian lakukan? Aku mau tidur” ucapku.

“ha seul” ucapha rin lirih, kali ini lebih lirih daripada yang sebelumnya. Aku memandangnya lekat, “ne?”

“ka...” “kami minta maaf” lanjut donghae.

“untuk?” aku bertingkah pura-pura bodoh sambil menatap dalam ke arah mereka.

“kejadian itu...”

aku menelan saliva ku, “ah? Aku tidak apaapa kok, aku baik baik saja. Dan oh, chukkae ya” ucapku ketus.

“ha seul...” ha rin hendak menyentuh tanganku, tapi dengan kecepatan kilat aku menepisnya. Mendapat perlakuan begitu dariku, ia tersentak kaget. Tanpa kupikirr ia menangis, “ha seul.. mian, aku tidak pernah bermaksud untuk menyakitimu, jeongmal mianhae.. aku juga menyukai donghae oppa” ucapnya dengan suara serak.

Aku terperangah untuk beberapa saat, aku mnggigit bibir bawahku, berusaha keras untuk tidak ikut menangis, “ulljima ha rin, sudah kubilang aku tidak apa-apa” kataku dengan nada yang lebih lembut, aku berusaha keras untuk memaafkan mereka.

“aku sudah memaafkan kalian...” ucapku.

“jinnjja?” kini donghae oppa angkat bicara, “ne oppa” aku pun tersenyum tipis. Ya, aku mencoba mengikhlaskan hubungan mereka. Aku tidak apa-apa. Ya, aku....tidak apa-apa. Aku meyakinkan diriku.

“ha rin-ah... donghae oppa, aku sudah memaafkan kalian” aku tersenyum tipis. “kalian bisa pulang sekarang, aku mau istirahat, kepalaku pusing....” kataku agak mengusir mereka.

Mendengar perkatan ku, mereka berdua langsung bangkit, “gomawo ha seul-ah, nanti kami ke sini lagi. Istirahat yang cukup ya, cepat sembuh” ucap ha rin kepadaku. Aku hanya mengangguk.

Ha seul PoV end.

**

Setelah Ha rin dan donghae keluar dari kamar inapnya, perlahan tapi pasti, butir demi butir air mata mulai membasahi pipinya. “ aku berjanji, ini yang terakhir kali nya aku menangisi mereka...” ucapnya lirih sambil berulang kali menyeka air matanya. “aku... akan mengikhlaskan mereka, ya ha seul kau bisa...” ia berkali-kali meyakinkan dirinya, berusaha untuk merelakan namja yang dicintai nya bersama dengan ha rin. “ya, masih banyak ikan di laut, ha seul...”

ha seul mengelap air mata nya dengan kasar, lalu menatap dinding rumah sakit yang bercat putih pucat. Ia teringat dengan namja di taman kemarin, “aku ingin bertemu namja itu” dengan cepat ia menyisir rambut halus nya dengan jari dan berjalan ke arah taman rumah sakit.

“mana namja itu?” katanya dalam hati sambil celingak-celinguk mencari namja yang entah kenapa sangat ia ingin temui. Ia menatap bangku kemarin yang di duduki nya, kosong. “aissh kemana namja itu?” dia mulai menyusuri taman yang cukup besar untuk ukuran sebuah rumah sakit, hasilnya tetap sama, namja itu tidak ada. Ha seul tidak meneyerah, ia duduk di bangku yang kemarin ia duduki. Dengan setia menunggu namja itu.

5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit berlalu. Dan hasilnya masih tetap sama, namja itu tetap tidak ada. Langit yang sudah mulai berwarna gelap seakan menyuruh ha seul untuk menyerah. Dengan langkah gontai akhirnya yeoja cantik itu kembali ke kamarnya, “mungkin ia sedang istirahat” pikir ha seul.

**

“ha seul.. ayo kita pulang, dokter sudah mengizinkanmu pulang” kata eomma ha seul. Ha seul mengangguk, ia agak enggan untuk pulang dari rumah sakit. Bukannya karena ia menyukai bau obat-obatan yang menyengat..........tapi ia ingin bertemu dengan namja tampan yang sejak kemarin lusa sudah melekat di pikirannya. Dengan berat hati, ia mulai melangkah mengikuti eomma nya, setelah wanita paruh baya itu selesai mengurus semua administrasi mereka berdua mulai melangkah untuk keluar dari rumah sakit.

Tiba-tiba, ha seul melihat sosok punggung seorang namja yang sangat ingin ditemui nya, tanpa pikir panjang ia langsung mengejar namja itu.

“ha seul!” seru eomma nya ketika tiba-tiba melihat anak nya berlari.

Ha seul tetap mengejar namja itu dan tak menghiraukan teriakan eomma nya, “hey!” serunya pada namja itu saat jarak ha seul dengan nya hanya 50cm lagi. Lalu namja itu menoleh.

“ne?” jawabnya.

Dunia ha seul runtuh seketika, ia kecewa berat dengan apa yang dilihatnya.

“ah, mianhae. Aku salah orang” ucapnya sambil membungkuk. Ia lalu berbalik arah dan kembali ke tempat ibunya berada, “sial, aku salah orang” umpatnya kesal. Bagaimana tidak kesal, ia sudah berharap setengah mati namja tadi adalah namja yang ia temui. Hey, bahkan ia belum mengetahui nama namja itu! Ah, ha seul pabo!

**

ha seul menatap dua pasangan yang tengah di mabuk asmara didepannya, mereka saling menyuapi satu sama lain. Ia mendengus, “hey, bisakah kalian berhenti bersikap mesra ketika sedang ada aku? Kalian pikir dunia ini hanya punya kalian berdua, huh?”

kedua orang itu langsung menatap ha seul canggung, “ah, mianhae ha seul-ah.. aku tidak bermaksud, jangan marah? Jebaaal”

mendeteksi ada kesalahpahaman, ha seul langsung mengklarifikasi nya, “ahni! Bukan karena aku cemburu ya!” ucapnya pada ha rin dan donghae, “aku sebagai yeoja single iri tahu” lanjutnya sambil mengembungkan kedua pipinya.

“bukannya fans mu banyak, ha seul-ah? Kencani saja salah satu dari mereka~ kkk” kekeh donghae

“YA! Oppa, enak saja!” jawab ha seul sambil meninju pelan lengan donghae. Donghae hanya memasang tampang innocent nya.

“mm, ha rin... bisa temani aku nanti?”

“kemana?” tanya ha rin

“ke rumah sakit”

“kau sakit lagi, ha seul-ah?”

“ahni. Pokoknya temani aku ya” ucap ha seul dengan semangat yang membara pada ha rin, “kalau begitu aku duluan ya, ppyeong ha rin-ah, ppyeong oppa pabo” lalu ia pun berlalu.


**

“sebenarnya kamu mau ngapain, ha seul-ah?” ha rin menatap ngeri melihat sahabatnya senyum senyum sendiri saat mulai memasuki bangunan rumah sakit.

“sebenarnya....” jawab ha seul sambil memainkan rambutnya yang kini di kepang, “aku ingin bertemu seseorang”

ha rin mendengus, “biar kutebak, pasti dia seorang namja?”

sambil nyengir, ha seul mengangguk. “siapa namanya? Dia tampan?” tanya ha rin

“molla. Kalau soal tampan, ia sangat tampan ha rin-ah!”

ha rin mengangguk-angguk. Lalu kedua yeoja itu sampai didepan kamar VIP nomor 23, dengan semangat ha seul mengtuk pintu yang tertanam pada kamar itu. Pintu terbuka perlahan, kosong. Tidak ada orang di dalam, kasur nya pun masih rapih. Kaget, itulah yang dirasakan ha seul. Ia langsung menghadang suster yang lewat, “suster, dimana orang yang di rawat di kamar ini?” tanyanya cepat.

Lalu suster itu memasang tampang tak enak, “ia baru saja meninggal tadi pagi, agasshi”

mendengar perkataan suster yang sangat tidak terduga, ha seul langung menutup mulutnya. “bohong! Ini bohong! Aku baru saja bertemu dengannya 4 hari yang lalu ha rin!!!” pekik nya frustasi sambil menangis.

“ha seul......” ha rin menatap iba ke arah ha seul, “ha seul... sabar” ia menarik lengan sahabat nya yang kini sedang tersedu-sedu.

Tanpa mereka berdua sadari, seorang namja tengah memperhatikan mereka. Lalu namja itu mendekati mereka berdua, ha rin bingung melihat seorang namja tampan yang kini ada disebelahnya.

“agasshi...” ucapnya pada ha seul. Lalu ha seul memandangnya tak percaya.

“kau masih hidup!?” jeritnya saat melihat namja yang ia cari dan dikatakan meninggal sekarang sedang berdiri didepannya.

“mwo?” tanya namja itu, lalu ia tersadar. “aku di kamar 28, paboooo. Ini nomor 23!” ucap nya sedikit tergelak

lalu ha seul menghentikan tangisannya, “eh?” dan dengan reflek ia memeluk namja itu

**

“dasar, aku kira kau meninggal.....” ucap ha seul sambil mengerucutkan bibirnya. Sekarang ia tengah duduk berdampingan dengan namja itu. Ha rin izin pamit karena tak mau menganggu sahabatnya yang ia pikir sedang jatuh cinta.

“kau harus belajar baca lagi! Hahahaha”

“uuuh kau jahat!”

“sebegitukah kau mengkhawatirkan ku?” ucap namja itu pede.

“ahni, siapa bilang” jawab ha seul sambil mehrong

“jangan bohong~ kkk”

“iya deh iya, aku mengaku”

“mmm, bogoshippo, agasshi...” ucap nmaj itu sambil mnatap intens ha seul.

nado bosogoshippo” jawab ha seul dengan wajah memerah, “ngomong-ngomong namamu siapa?” tanya ha seul pada akhirnya, ia sudah setengah mati penasaran dengan nama namja itu.

“naneun cho kyuhyun imnida” ucap namja itu dengan sebuah senyum hangat di wajahnya.

-FIN-

Tamat! Hehehe:D bagaimana, readers?
Comment yaaa? Jebaaaaal *lempar bias satu-satu wkwkwk~





0 Say What?:

Posting Komentar

 
Tempelate Designed by Lettha| Copyright-2011 Protected | Infinite